Ticker

6/recent/ticker-posts

Akses Masuk Jalan TPI Rembang Diblokir Oleh Para Nelayan Setempat

Akses masuk jalan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tasikagung, Rembang, siang ini diblokir oleh para nelayan setempat. Pemblokiran dilakukan dengan cara menggunakan batu, kasur, anak tangga, sampai atap bekas pembangunan TPI.

Semua benda tersebut dipasang hingga menutup jalan sehingga tidak ada kendaraan yang dapat memasuki TPI Tasikagung Rembang. Baik dari dermaga sisi barat maupun timur, sengaja diblokir.

Safi’i, ketua kelompok nelayan TPI Tasikagung, mengaku aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas Permen KP Nomor 71 Tahun 2016 tentang pelarangan penggunaan alat tangkap jenis jaring cantrang.

“Karena semenjak cantrang ink dilarang, seluruh aktifitas di TPI ini jadi lumpuh. Karena nelayan cantrang tidak ada yang melaut sehingga tidak ada aktifitas bongkar muat. Jadi ini sekalian saja kita blokir biar sekalian tidak ada aktifitas,” jelasnya, Minggu (7/1/2018).

Ia menyebutkan, aksi tersebut juga dalam rangka akan digelarnya demo para nelayan cantrang di depan kantor DPRD Rembang, Senin (8/1) besok.

“Kita akan tetap memblokir kawasan ini sampai peraturan tersebut dicabut oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Karena pastinya TPI ini akan mangkrak, dan sama saja membuang uang negara kalau cantrang ini dilarang,” imbuhnya.

Dalam pemblokiran jalan tersebut nampak pula sepeda motor roda tiga bertuliskan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang yang kondisinya sudah rusak.

Ketua Paguyuban Nelayan Cantrang Rembang, Sugiyanto mengatakan, selayaknya Pemerintah dapat melakukan kajian strategis secara real soal alat tangkap jenis cantrang.

“Kami sebenarnya mau kalaupun peraturan tersebut mengatur soal lebar jaring, ukuran lubang mata jaringnya, atau lainnya. Tapi kalau langsung dilarang, lalu bagaimana nasib para nelayan di Rembang ini,” tuturnya.

Sugiyanto mengakui, aksi pemblokiran jalan TPI tersebut dilakukan secara spontanitas oleh para nelayan. Tak ada rencana dalam menggelar aksi tersebut.

“Ini murni aksi spontanitas para nelayan di sini, sebagai curahan hati mereka. Tidak terstruktur, makanya sampai ada kasur, batu, atau yang lain karena memang tidak terencana,” paparnya.

Sumber: Detik.com



from DETIK INDONESIA http://ift.tt/2F9EMcL
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments