Ticker

6/recent/ticker-posts

Menyibak Cerita Kunto Bimo Pengabul Keinginan dari Candi Borobudur

Salah satu daya tarik dari Candi Borobudur bagi para wisatawan adalah keberadaan mitos Kunto Bimo. Meskipun banyak yang menyangkal kebenaran mitos ini, tapi tidak sedikit yang mempercayainya dengan melakukannya dengan alasan “coba-coba” atau “hanya iseng”.

Mitos Kunto Bimo yang dipercaya masyarakat sekitar Borobudur mengatakan siapa saja yang merogoh ke dalam sebuah stupa berongga (berterawang) dan dapat menyentuh bagian tertentu dari tubuh arca Buddha yang ada di dalamnya maka ia akan mendapatkan keberuntungan atau terkabul keinginannya.

Ada yang mengatakan bagi pria ia harus memegang jari manis namun ada yang mengatakan jari kelingking dari arca Buddha yang berada dalam posisi tangan (mudra) Dharmachakra (Pali: Dhammacakka – roda Dharma). Sedangkan bagi wanita ia harus memegang telapak kakinya atau tumit, namun ada yang mengatakan ibu jari kaki.

Karena mitos itu, arca Buddha tersebut dikenal dengan nama arca Kunto Bimo. Dan stupa yang menutupnya tersebut merupakan stupa berongga belah ketupat di lantai atau teras bundar pertama dari tingkat arupadhatu atau tingkat ke-7 dari 10 tingkatan candi, dan terletak di sebelah timur candi atau stupa pertama yang berada di sebelah kanan dari tangga pintu timur.

Berdasarkan cerita masyarakat setempat, istilah Kunto Bimo berasal dari kata “Kunto” dan “Bimo”. Kata “Kunto” dianggap berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu “ngento-ento” (ngenta-enta) yang berarti “mengira-kira”, atau “ngenta-ento” yang berarti “permintaan-mendapatkan”. Dan kata “Bimo” dari kata “Bima” yaitu salah satu tokoh dari Pandawa Lima dalam kisah Mahabharata yang juga dikenal dengan nama Werkudoro (Skt: Vrikodara) yang memiliki sifat pantang menyerah. Dengan demikian “Kunto Bimo” diduga berarti permintaan pantang menyerah dan mengira-kira (berharap) mendapatkan hasilnya.

Secara harfiah, Kunto Bimo sendiri berasal dari kata “Kunta Bima” (Skt: Kunta Bhima), “kunta” bisa berarti “batang” atau “lembing” atau juga bisa berarti gairah atau keinginan, dan “bima” adalah Bhima dari tokoh Pandawa yang berarti “mengerikan” atau “luar biasa” atau “dahsyat”.



from Halo Dunia Network https://ift.tt/2BmcIFb
via IFTTT

Post a Comment

0 Comments