Waria dapat tampil sebagai peran utama dalam dua film di masa Orde Baru. Dua film itu adalah Akulah Vivian (1977) Betty Bencong Selebor (1978).
Betty Bencong Selebor merupakan film komedi yang dibintangi oleh Benyamin Sueb. Legenda komedi Betawi itu berperan sebagai Betty, waria yang menjadi asisten rumah tangga keluarga seorang bos perusahaan rekaman, Bokir (yang diperankan oleh Bokir).
Kehadiran Betty tak disukai oleh Bokir. Ia sebenarnya lebih senang dengan asisten rumah tangga perempuan biasa daripada seorang waria. Namun istrinya, Aminah (diperankan oleh Aminah Cendrakasih), sudah terlanjur cocok dengan Betty. Bokir-pun mau tak mau harus menerimanya.
Kehadiran Betty dalam rumah tangga ini berhasil menggagalkan upaya Bokir untuk kawin lagi dengan penyanyi bernama Evi (Elvy Sukaesih). Betty berkomplot dengan Aminah dan Evi agar menggantikan Evi di pelaminan. Upaya mereka berhasil mempermalukan Bokir di depan undangan karena calon istrinya ternyata seorang waria.
Akademisi University of London, Inggris, Ben Murtagh, menuliskan dalam bukunya ‘Genders and Sexualities in Cinema: Constructing Gay, Lesbi, and Waria on Cinema’ bahwa film ini sarat dengan satire. Berbagai adegan lucu film itu mewakili kondisi waria di tengah masyarakat.
Misalnya saja ketika Betty berhadapan dengan polisi, ia dimintai kartu identitas. Setelah kartu itu diserahkan, polisi tersebut tidak percaya karena tertera nama Mu’in, bukan Betty. Betty-pun menjelaskan bahwa nama disitu lain tetapi orangnya sama. Ia pun mendeskripsikan apa yang membuatnya mengubah penampilan menjadi perempuan.
Selain itu ketika mobil Bokir mogok di tengah jalan. Betty terpaksa mengorbankan BH-nya sebagai pengganti lap yang dibasahi untuk mendinginkan mesin. Perawakan laki-lakinya terungkap ketika ia mendorong mobil itu hingga rok-nya melorot, ia-pun kerepotan menutupi bagian tubuhnya.
Ben sendiri mengajak sekelompok waria untuk menonton film itu. Mereka tertawa terbahak-bahak karena akting lucu Benyamin dan segala bahasa ‘slang’ yang dipakai oleh Betty. “Film ini bukan untuk kami, tetapi tentang kami,” catat Ben merekam pernyataan seorang waria yang ikut menonton.
Selain itu, ‘Aku Vivian’ merupakan film drama yang diangkat kisah nyata Vivian Rubianty. Ia merupakan transgender Indonesia pertama yang melakukan operasi kelamin pada 1975 di Singapura. Vivian memiliki nama lahir Iwan Rubiyato kemudian menikah dengan pengusaha asal Kalimantan.
Cerita film ini sendiri mengisahkan kehidupan asamara Vivian (diperankan Vivian Rubianty), seorang pekerja salon. Ia lari dari rumah karena dipaksa bertingkah menjadi laki-laki. Ia memiliki seorang kekasih bernama Alex (Kris Biantoro).
Seorang perempuan bernama Eva (Lenny Marlina) muncul mencari Vivian karena akan menikahi ayahnya, Arif (A. Hamid Arief). Polemik muncul ketika Eva memberitahu Alex bahwa Vivian adalah seorang transgender. Salah paham terjadi, Vivian mengira Eva memacari Alex. Ia-pun diam-diam pergi ke Singapura untuk operasi kelamin. Eva, Alex, dan Arif-pun menyusul kesana dan kesalahpahaman diselesaikan.
Ben menganggap dua film ini sangat berarti karena menempatkan waria sebagai tokoh utama di tengah masa otoritarian. Biasanya waria hanya mendapat peran figuran yang mengedepankan kekonyolan. Apalagi film Betty Bencong Selebor menduduki peringkat kelima film terlaris pada tahun beredarnya 1978.
Pada 2011, sinema Indonesia menghasilkan film Lovely Man yang dibintangi Donny Damara. Ia memerankan Syaiful, seorang ayah yang memiliki seorang anak perempuan bernama Cahaya (Raihaanun).
Cahaya digambarkan sebagai gadis pesantren. Ia pergi ke Jakarta untuk mencari bapaknya. Ironi terjadi ketika ia mengetahui bapaknya adalah waria pekerja malam bernama Ipuy.
Doni meraih penghargaan sebagai aktor terbaik dalam Festival Film Asia 2012, mengalahkan aktor senior Hong Kong, Andy Lau. Film ini juga meraih berbagai penghargaan seperti Kompetisi LGBT 2012 di Israel, kompetisi di India 2011, hingga kompetisi di Tiburon AS 2012. Namun di dalam negeri, ormas Islam menolak film ini.
Di layar kaca kita, sejumlah acara komedi juga banyak menampilkan sosok waria. Bedanya, mereka hanya berperan sebagai pengundang tawa. Sebut saja misalnya, Tessy (Srimulat), Juwita (Lenong Rumpi di RCTI), dan Aming (Extravaganza di Trans TV)
Sumber: Detikcom
from DETIK INDONESIA http://ift.tt/2FDbTVE
via IFTTT
0 Comments