Penggunaan ponsel cerdas yang berlebihan membuat resah sejumlah pelajar di Amerika Serikat. Mereka berunjuk rasa meminta produsen ponsel cerdas mengatasi sifat yang ditimbulkan olehnya.
Mahasiswa dari Stanford University melancarkan protes di depan Apple Store di Palo Alto, San Francisco. Mereka yang tergabung dalam kelompok bernamaStanford Students Against Addictive (SSAAD) ini menuding Apple bertanggung jawab atas kebiasaan pengguna yang terlalu bergantung pada produk buatannya.
Mereka resah melihat orang-orang sibuk mengecek ponsel. Apple dinilai punya kekuatan untuk memperbaiki hal ini sehingga dapat menularkan semangat yang sama ke industri ponsel cerdas secara keseluruhan.
Protes pemuda asal Stanford ini didasari oleh riset yang mereka buat. SSAAD mengutip sebuah polling dari Common Sense Mediapada 2016 yang menemukan 50 persen dari remaja kecanduan terhadap gawainya dan 69 persen orang tua mereka mengecek ponsel tiap jam. Responden yang ikut serta dalam polling tersebut ada sekitar 1.240 orang berusia 12-18 tahun dan orang tua mereka.
“Kami rasa perubahan semacam ini harus diminta oleh banyak konsumen sebelum Apple mengambil tindakan,” ujar Sanjay Kannan (18) seperti yang dilaporkan oleh Stanford Daily, Senin (5/3).
Kelompok pelajar ini meminta Apple lebih transparan dalam desain iPhone. Contohnya adalah pengguna difasilitasi agar tahu sudah berapa lama mereka memakai gawai.
Ada alasan yang membuat SSAAD memilih Apple sebagai sasaran protes. Menurut mereka, Apple tak seperti perusahaan teknologi seperti Facebook atau Snapchat yang mendapat untung dari frekuensi memakai produknya.
Di samping itu, tentu saja Apple dinilai sebagai pencipta tren yang bisa mempengaruhi industri dalam skala luas.
“Face ID adalah contoh bagus perusahaan lain sejatinya sudah membuatnya sebelum Apple, tapi ketika Apple melakukannya, ada kesan semua orang harus memilikinya,” lanjut Kannan.
Sebelumnya Apple sudah merespons isu terkait kecanduan gawai ini. Pada Oktober 2017 lalu, Chief Design Officer Jony Ive mengakui desain iPhone punya efek negatif yang mengakibatkan penggunaan berlebih.
sumber: Chief Design Officer Jony Ive
from DETIK INDONESIA http://ift.tt/2oUlH7b
via IFTTT
0 Comments