Sebanyak 500 Kepala Desa (Kades) di Jawa Barat belajar permainan tradisional bersama Komunitas Hong di Jalan Bukit Pakar Utara, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Acara yang digagas oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDT) itu bertujuan untuk kembali menghidupkan permainan tradisional di desa-desa yang kini sudah mulai tergerus oleh permainan modern. Di tempat ini para kades diajak kembali mengingat sejumlah permainan tradisional seperti tepuk ampar-ampar pisang dan sur ser. Meski usia para kades tidak lagi muda tapi mereka nampak masih antusias bermain.
Tidak hanya itu para kades juga diajak belajar membuat aneka permainan tradisional yang sudah jarang sekali ditemukan di pedesaan, salah satunya membuat aneka kerajinan tangan dari janur menjadi keris atau burung-burungan.
Staf Khusus Mendes PDT Syaiful Huda mengungkapkan peran desa sebagai benteng terakhir pemerintahan di Indonesia harus bisa mempertahankan dan menghidupkan kembali permainan tradisional.
“Dalam sebuah permainan tradisional ternyata bukan hanya berbicara fisik atau kemahiran. Tapi di situ ada filosofi pembangunan dan persatuan di setiap permainan yang dimainkan,” ujar Syaiful di lokasi acara. Syaiful berharap komunitas desa yang baru saja dibentuk beberapa waktu lalu oleh Kemendes PDT bisa menjadi lokomotif penggerak kebangkitan seni budaya yang salah satu bagiannya adalah permainan tradisional.
“Anak-anak hari ini sudah kehilangan dunianya terlebih yang berbasis tradisi dan budaya. Untuk itu kita dorong komunitas desa menjadi lokomotif penggerak desa,” katanya.
Ke depan, kata Syaiful, pemerintah juga mendorong agar dana desa yang akan dikucurkan pada tahun depan diubah komposisinya dari semula 80 persen untuk infrastruktur menjadi 60 persen. Sementara sisanya digunakan untuk kebutuhan pengembangan desa yang salah satunya adalah kebudayaan, seni dan tradisiDi tempat yang sama Pendiri Komunitas Hong Zaini Alif berharap permainan tradisional bisa menjadi bagian pengembangan potensi desa. Permainan, kata Zaini, merupakan gerbang menemukan identitas setiap desa.
Zaini juga sangat berharap Kemendes PDT bisa terus mendorong keberadaan permainan tradisional terus digelorakan di desa-desa lantaran saat ini keberadaannya sudah mulai tergerus oleh zaman.
“Permainan tradisional bukan sekadar gerak tubuh, tapi ada nilai membangun karakter,” katanya.
Dari hasil penelitian Komunitas Hong, Indonesia menjadi negara nomor satu yang memiliki jumlah permainan tradisional terbanyak yakni mencapai 2.600. Sementara di Jawa Barat sendiri tercatat ada 360 permainan tradisional.
from DETIK INDONESIA http://ift.tt/2Az7Fzm
via IFTTT
0 Comments