Detik.in,- Lampung Utara.
Masyarakat Desa Jagang dan Desa Tanjung Iman Kecamatan Blambangan Pagar, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) memortal jalan poros yang terletak diantara kedua desa tersebut, Jum’at (24/05/2019).
Aksi portal jalan yang dilakukan masyarakat tersebut dikarenakan banyaknya kendaraan mobil fuso yang bermuatan melebihi kapasitas klasifikasi jalan yang menyebabkan jalanan rentan rusak serta badan jalan yang sempit mengakibatkan masyarakat menjadi susah kekita perwisan dengan kendaraan besar tersebut.
Sehingga mereka secara bergotong-royong bahu-membahu membangunnya, sebagai upaya menjaga hasil pembangunan dilaksanakan pemerintah daerah. Setelah sebelumnya sempat dipasang, akan tetapi belakangan ada oknum yang mencoba mengahalangi bahkan mengganggu upaya masyarakat dalam menjaga hasil pembangunan. Yakni mencopot tanpa sepengatahuan, sehingga membuat geram mereka disana.
“Mereka disini kalau jalan rombongan, selain berbadan besar juga kerap menyebabkan kecelakaan. Saya pernah sekali bertemu ibu-ibu yang meringis dipinggir jalan akibat laju kendaraan itu. Boro-boro mau bantu, berhenti pun tidak, “kata salah seorang tokoh masyarakat Tanjungiman, Kecamatan Blambangan Pagar, Utek.
Menurut masyarakat dua desa itu, kendaraan yang melebih kelasnya itu rata-rata masuk ke kabupatrn tetangga. Yakni Lampung Tengah, dan ditenggarai itu adalah milik perusahaan yang bergerak dibidang pemotongan hewan hewan besar. Yaitu sapi potong atau jenis lumisin, bahkan dilapangan ada jembatan penghubung keadaannya nyaris putus akibat aktivitas tersebut.
“Ini adalah inisiatif masyarakat, sebagai bentuk respon terhadap arahan Bupati Agung Ilmu Mangkunegara dalam upaya menjaga hasil pembangunan. Selain dapat merusak jalan, juga mengganggu aktivitas warga, “kata Ikrom, warga lainnya.
Senada dikatakan oleh tokoh masyarakat Jagang, kecamatan setempat, Yadi. Menurutnya, aktivitas kendaraan yang overloading itu telah berjalan selama lebih dari enam tahun lamanya. Dan dua tahun belakangan, keadaan jalan khususnya jembatan semakin mengalami kerusakan.
“Itu didaerah pinggirannya, tempat sanggahan jembatan rusak jadi menggantung. Sementara dibagian tengah juga sudah mengalami keretakan, sehingga bila tidak dihalangi akan mempercepat ambruknya jembatan, “tambahnya.
Hal itu dibenarkan oleh Kadis Perhubungan, Basirun Ali saat mendatangi dua desa yang mengeluhkan kejadian itu mewakili Bupati Agung Ilmu Mangkunegara. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh masyarakat telah sesuai arahan pemerintah. Dalam upaya mendukung program pemerintah, prihal menjaga hasil pembangunan.
“Kami mendukung masyarakat melakukan upaya-upaya dalam menjaga hasil pembangunan. Sebab, dilapangan kendaraan ini memang tidak sesuai fengan spesifikasi jalan diperuntukkannya. Yang seharusnya melalui jalan kelas I, akan tetapi dilapangan kita liat masuk di kelas III. Notabennya jalan kabupaten, dan itu pasti menyalahi, “tambahnya. (Syah99/IWO)
from DETIK INDONESIA http://bit.ly/2JD3uIa
via IFTTT
0 Comments